Mutiara KLU yang tak terurus

Siapa yang tak kenal dengan KLU (Kabupaten Lombok Utara) yang terbentuk beberapa tahun lalu, KLU adalah sebuah kabupaten yang memiliki lokasi yang sangat strategis, memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa eksotis dari Alam bawah laut, Laut, Pantai, daratan sampai dengan Pegunungan. Semua keindahan bisa kita temukan di KLU, Namun sangat di sayangkan semua keindahan-keindahan yang terdapat di KLU masih di pandang sebelah mata oleh para petinggi-petinggi KLU.

Sangat di sayangkan keindahan-keindahan KLU yang seperti mutiara murni berkilauan tak sepenuhnya di manfaatkan dan tak sepenuhnya di kelola secara baik dan benar, sebagai sebuah Kabupaten yang kaya akan potensi wisata alam dan sebagai surga wisata alam KLU bisa di katakan gagal dalam mengelola potensi-potensi wisata alam yang terdapat di Bumi tioq, tata, tunaq tersebut, potensi tersebut hanyalah sebatas potensi yang belum memberikan nilai positif bagi KLU, terutama dari nilai aspek Ekonomi, padahal KLU di anugrahi oleh tuhan segumpal tanah surga yang tercampak ke Bumi.

Beberapa daerah wisata yang terdapat di KLU masih sangat jauh dari sentuhan tangan pemerintah, beberapa bukti ketidak seriusan pemerintah dalam menanganai pariwisata KLU bisa kita lihat secara langsung dengan telanjang mata, seperti yang ada di Air Terjun Kerta Gangga yang berlokasi di anatra dua dusun yaitu dusun Gangga dan dusun Kerta Raharja, dari sebelum memasuki daerah wisata sudah terlihat dengan jelas ketidak seriusan pemerintah dalam menangani daerah-daerah wisata (mulai dari jalan, sistem sanitasi dan tempat pembuangan sampah), Air terjun yang memiliki keindahan luar biasa ini apa bila di kelola secara serius dan profesional maka bisa memberikan pendapatan bagi daerah maupun masyarakat setempat.

Fakta mengatakan bahwa sektor pariwisata merupakan sebuah industri terbesar di dunia (The World's Largest Industry), yang memiliki prospek-prospek sangat menjanjikan, bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila kita menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan International (inbound Tourism). Berdasarkan perkiran WTO yakni 1.046 milyar orang (thn 2010) dan 1.602 milyar orang (thn 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia timur dan Pasifik. Yang akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.

Pengelolaan sektor wisata KLU harus di kelola dengan profesional supaya bisa memberikan pengaruh-pengaruh positif terhadap PAD dan bisa memberikan peningkatan pendapatan masyarakat. Pengelolaan wisata saat ini lebih menitik-beratkan pada pelibatan masyarakat secara aktif melalui Community Based Tourism Development (CBTD). Memasuki milenium ketiga ditandai dengan berkembangnya isu "4TS" (Transportation, Telecommunication, Tourism & Technology), mendorong pariwisata berkembang menjadi salah satu Industri yang tumbuh dengan dominan di berbagai belahan dunia.

Namun potensi dan kekayaan wisata alam tersebut tidak akan memberikan manfaat bagi PAD, peningkatan pendapatan masyarakat dan peluang terbentuknya lapangan kerja baru, apabila pengelolaan tidak berorientasi pada pengelolaan profesional, KLU hanya sekedar bangga dengan kekayaan potensi wisata alam saja tanpa mendapatkan hasil apa-apa.

Saya sebagai masyarakat biasa mengharapkan keseriusan pemerintah KLU dalam menangani sektor pariwisata yang terdapat di KLU, semoga apa yang saya tulis dalam blog sederhana ini bisa di pertimbangkan oleh para petinggi-petinggi KLU amin.

Thanks to Syamsul Bahri SE